Kau marah? Kau kecewa?
Aku juga marah, bahkan lebih kecewa dari kekecewaanmu. Ternyata
ia selalu membuatku semakin cinta atas semua rahasia dan skenarinya. Dia tak
ingin membuatku merasakan kekecewaan yang lebih sakit dari kemaren. Apa jika
masih bersama aku akan bahagia? Bagaimana aku bisa bahagia jika aku mengetahui
suatu saat nanti aku akan menangis?
Dia lebih menantimu, sedangkan aku lebih memilih untuk tidak
menanti. Bahkan aku melepaskanmu. Dia mungkin lebih mencintaimu dibandingkan
denganku. Bagaimana kalau maih tetap memilih bersamamu, tetapi suatu saat nanti
kau akan berpaling dengannya yang lebih mencintaimu, yang lebih
memperhatikanmu. Bukan kah itu akan
terasa lebih sakit. Lebih menyesakan dari yang kurasa saat kau mulai ingin
bersamanya. Tuhan tidak memberikanku kekecewaan yang lebih dari ini. Atau mungkin
ini sebuah proses untukku mendapatkan yang lebih sakit? Tapi yang aku rasak
sekarang aku makin mencintainya karena scenario itu,
Dan untuk kau, berbahagialah. Tak usah pedulikan aku, karena
aku bisa untuk kau lupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar